Jambi Line – Winda (32), seorang perempuan di Merangin, Jambi, tega menganiaya anak kandungnya hingga meninggal dunia, Jumat (24/2). Ia menganiaya anak laki-lakinya yang berinisial DD (5) itu dengan menggunakan benda tumpul.
“Pelaku memukul dengan menggunakan gagang (kayu) sapu lidi sebanyak dua kali pada bagian perut. Selanjutnya pelaku menendang pada bagian perut korban tiga kali. Selanjutnya pelaku memukul menggunakan tangan kosong ke bagian muka sebanyak satu kali,” kata Kasat Reskrim Polres Merangin, AKP Lumbrian Hayudi, Selasa (28/2).
Setelah melakukan pemukulan, Winda juga membanting tubuh anaknya, serta membenturkan kepala korban ke lantai.
Kasus ini terungkap setelah adanya laporan dari Rumah Sakit Umum Kolonel Abundjani Bangko yang menyebutkan bahwa ada seseorang wanita membawa anak berumur 5 tahun dalam keadaaan tidak sadar dengan kondisi terluka diduga bekas penganiayaan.
“Tim langsung mendatangi rumah sakit, dan mengecek korban didampingi oleh dokter dan perawat. Benar luka korban di akibatkan benda keras dan bekas pemukulan,” kata Lumbrian.
Kepolisian itu kemudian melakukan interogasi pada sang ibu. Awalnya perempuan ini tidak mengakui perbuatannya. Namun, akhirnya Winda mengakui telah melakukan penganiayaan terhadap anak kandungnya sendiri.
Berdasarkan keterangan yang didapatkan, sekitar pukul 09.00 WIB, Jumat (24/2), sang ibu ini menyuruh anaknya untuk mengisi air ke dalam ember. Namun, DD tidak mau sehingga terjadilah serangkaian penganiayaan itu.
Winda yang sudah ditetapkan sebagai tersangka ini sudah diamankan di Polres Merangin untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ibu ini terjerat pasal 44 ayat 3 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Di samping terjerat hukum, dalam waktu dekat ibu ini akan menjalani tes kejiwaan untuk mengetahui motif serangkaian penganiayaan tersebut.
“Kita lakukan pemeriksaan kejiwaannya oleh psikolog, terkait dengan perbuatan tega yang telah dilakukan terhadap anak kandungnya sendiri,” ujar Kasubsi Penmas Polres Merangin Aiptu Ruly.
Winda merupakan orang tua tunggal yang kesehariannya bekerja sebagai buruh laundry. “Ia harus menghidupi dua orang anaknya, termasuk korban,” ungkap Ruly.
Discussion about this post