Jambi Line – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi menyampaikan indeks kualitas udara di Kota Jambi dalam kondisi kurang sehat atau berada di garis kuning.
Kondisi ini merupakan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Provinsi Jambi. Asap atau polutan karhutla yang mengepul di bagian selatan Provinsi Jambi, terbawa oleh angin ke arah barat.
“Di selatan Provinsi Jambi banyak titik panas yang memicu karhutla dan kabut asap. Efeknya, angin dari selatan akan mengarah ke barat laut dan utara di Jambi. Jadi, angin dari selatan memicu kabut asap. Ini membahayakan paru-paru,” kata Kepala BMKG Jambi, Ibnu Sulityono, Senin (4/8).
Kabut asap menyelimuti Jambi diprediksi berlangsung sampai tanggal 6 September 2023. Tidak ditemukan potensi hujan selama itu.
“Tiga hari ke depan masih belum tampak awan hujan di Jambi. Hanya ada potensi hujan ringan di sebagian Merangin dan Bungo bagian barat. Selebihnya, masih kurang,” tuturnya.
Walau demikian, jarak pandang atau visibility masih dalam kondisi aman. Aktivitas penerbangan dan kemaritiman tidak perlu diberhentikan.
“Malam tadi kami mencatat ada 8.000 meter (visibilty). Tapi sejak dini hari tadi, ada pengurangan sampai 1.200 meter. Ini cukup mempengaruhi kegiatan masyarakat di Jambi. Untuk penerbangan dan kemaritiman masih aman,” ungkap Ibnu.
Ia pun mengatakan puncak musim kemarau di Jambi diperkirakan berlangsung pada September 2023. Selama itu, terdapat potensi karhutla dan kebakaran hutan.
Sedangkan titik panas di Jambi sejak awal Januari hingga 4 September 2023, mencapai 1.301 titik.
“Yang paling banyak memang masih di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Sarolangun, dan Merangin. Diikuti Tebo dan Batanghari,” katanya.
Karena kondisi tersebut, Ibnu mengimbau pemerintah dan masyarakat terus menerus memantau data yang dimuat BMKG. Tidak hanya itu, ia pun mengimbau masyarakat mulai mengenakan masker dan menghemat air.
“Dengan informasi dari BMKG, pemerintah dan masyarakat bisa merencanakan kegiatan terkait keselamatan dan kesehatan masyarakat. Kondisi udara di Jambi kurang sehat. Sehingga masyarakat sudah seharusnya mulai memakai masker. Dan menghadapi puncak kemarau, masyarakat sudah mesti menghemat air,” tuturnya.
Sedangkan Satgas Karhutla Provinsi Jambi mencatat kebakaran hutan dan lahan di Jambi sepanjang tahun 2023 hingga hari ini mencapai 240 hektare.
“Kemarin kita telah mendapatkan informasi ada sekitar 3,5 hektare yang terbakar. Sudah kita tangani oleh tim dan sampai tadi malam api sudah berhasil dipadamkan,” kata Plh Kepala Satgas Karhutla Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono.
Ia meminta semua lapisan masyarakat turut mencegah karhutla di Jambi dan tidak membuka lahan dengan cara membakar.
“Karena Jambi punya pengalaman buruk akibat bencana karhutla pada tahun sebelumnya. Yang mana semua sisi, baik dari bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan yang terdampak langsung dan dirugikan akibat kabut asap,” tuturnya.
Discussion about this post